Dalam dunia sepak bola yang mayoritas dominan menggunakan kaki kanan. Pemain berkaki kidal sering dipandang sebagai seseorang yang istimewa.
Walau jumlah mereka 'terbatas', pengguna kaki kiri ini selalu bisa merebut perhatian. Beberapa diantara mereka bahkan menyabet status legenda di dunia si kulit bundar.
Secara teknis, keberadaan mereka mampu melengkapi rancangan skema yang diusung pelatih. Apalagi, para pemain kidal ini biasanya dibekali dengan kecerdasan bermain di atas rata-rata.
Pelatih Timnas Indonesia,Shin Tae Yong paham betul dengan keunggulan tersebut. Itu sebabnya, ia kerap memanggil beberapa pengguna kaki kiri ke dalam skuadnya.
Dari deretan pemain kidal yang pernah mendapatkan kesempatan tampil di eranya, siapa yang paling layak dianggap terbaik di Timnas Indonesia? Berikut ulasan selengkapnya.
Pratama Arhan (Tokyo Verdy/Jepang)
Bukan sebuah hal yang mengejutkan bila Pratama Arhan merupakan pemain yang paling sering mendapatkan jatah tampil di era pelatih berjuluk STY tersebut.
Konsistensi pemain yang kini memperkuat Tokyo Verdy ini menjadi alasan terkuat mengapa ia selalu dimainkan. Kaki kirinya berulang kali menjadi sumber petaka bagi lawan.
Tak hanya peluang ataupun assist yang dibuatnya. Sejauh ini, ia berhasil mengemas tiga gol dalam 21 penampilannya.
Witan Sulaeman (AS Trencin/Slowakia)
Witan Sulaeman jadi salah satu pemain underrated ldi Timnas Indonesia. Namanya selalu kalah dari kompatriotnya, Egy Maulana Vikri yang merebut hampir semua spotlight sejak di tim kelompok umur.
Tetapi tahukah Anda, ia merupakan topskor tim Merah Putih di era STY. Witan sukses menjaringkan enam gol dan tujuh assist dalam 19 penampilan saja.
Dibekali visi permainan di atas rata-rata, Witan mampu menjadi pembeda di setiap pertandingan. Pergerakan dengan dan tanpa bolanya amat sangat berbahaya bagi pertahanan lawan.
Elkan Baggott (Gillingham FC/Inggris)
Salah satu pemain kidal lain yang mampu bersinar di era STY adalah Elkan Baggott. Pemain naturalisasi tersebut merupakan salah satu andalan di pertahanan.
Postur tinggi besarnya benar-benar membantu Indonesia menghadapi lawan-lawan yang lebih tangguh. Tetapi salah satu kemampuannya adalah melakukan distribusi bola secara vertikal.
Hal ini membantu Indonesia keluar dari pressing pertama lawan. Umpannya mampu memberikan kesempatan bagi Indonesia melakukan progresi serangan yang lebih baik.